Babak Belur Stuntman Motorider di film The Raid 2 Berandal

Babak Belur Stuntman Motorider di film The Raid 2 Berandal – Maaf kalau judulnya agak bombastis, biar penasaran yang lihat jadi bisa baca sampe selesai hehehe.  Alhamdulillah artikel saya yang sebelumnya mengupas tentang kisah stuntman mendapat tanggapan hangat dari teman-teman, bagi yang belum membaca silahkan membaca bagian tersebut untuk mengetahui beberapa Kisah Para Stuntman di film The Raid 2 Berandal.  Sesuai dengan janji saya di akhir artikel tersebut, saya akan menceritakan pengalaman sekaligus kenangan saat menjadi stuntman motorider dalam film The Raid 2 Berandal tersebut.  Sebetulnya hampir dalam keseluruhan film saya merasa tidak terlalu menampilkan muka, ya sadar diri karena tampang pas pas an wkwkwkwk becanda loh,,, maksudnya karena sebagai pelaku stunt ya seminimal mungkin tampang nggak perlu kelihatan lah ( tentang pas-pas an sebenernya betul juga sih ).  Nah banyak temen yang sudah menonton film The Raid 2 Berandal sebelum premiere sempat menanyakan keterlibatan saya dalam film tersebut.  Begitu teman menanyakan, saya langsung mengingat adegan mana ya, perasaan hampir keseluruhan adegan saya cepat kok.  Oh ya saya baru inget ternyata saat adegan Rama dibawa keluar oleh anak buah Bangun ( Tio Pakusadewo ), saya keluar terakhir dengan setelan celana, jaket dan sarung tangan hitam, ditambah senjata otomatis uzi yang saya selempangkan.  Semua masuk ke kendaraan masing-masing giliran saya sendiri yang menggunakan sepeda motor yang juga hitam, kurang apalagi yang hitam.. oh ya helm nya juga hahaha, pokoknya serba hitam deh (  mungkin terinspirasi dengan sosok pak Permadi ).  Beberapa teman rupanya mengenali tampang agak ganteng saya ini saat hendak memakai helm.  Oooo, saya baru ngeh ternyata disitu titik dimana saya bisa dikenali, soalnya saat shooting saya merasa pengambilan angle kamera lumayan jauh dari saya berdiri.  Eh tapi saya lupa kalau ini untuk layar lebar, dimana filmnya nanti segede gaban…

Udeh Nans Stuntman The Raid 2 Berandal

Bersiap akan melakukan adegan, ada yang tau ini dimana ?

Oke deh lanjut dulu yuk kita mulai awal cerita pengalaman saya dan juga proses menjadi stuntman untuk adegan motorider di film The Raid 2 Berandal ini.  Jauh sebelum produksi yaitu masih saat casting saya menanyakan kepada astrada sekaligus kawan lama saat shooting di Bandung era 2006 – 2007 an yaitu mas Plentong a.k.a Bill Plentonk tentang apa saja adegan stuntman yang ada di film The Raid 2 Berandal nanti, mas Plentonk menjelaskan beberapa adegan yang nanti memerlukan stuntman seperti adegan ditabrak mobil, motor, nabrak kaca dan lain sebagainya.  Begitu dengar kalimat adegan tabrakan motor, adrenalin saya langsung naik dan bertanya sudah ada belum stuntmannya ?  Kata mas Plentong belum ada dan kalau saya mau saya harus mengirimkan demo agar bisa ditunjukkan ke Gareth.  Akhirnya saya pun semangat mengumpulkan beberapa video baik yang sudah saya upload di youtube maupun video koleksi pribadi ( bukan vivid loh ).  Saya sempat berikan link youtube saya ke mas Plentonk dan berharap saya bisa lolos untuk menjadi stuntman adegan tabrakan motor tersebut.

Adegan sebagai motorider itu tergabung dalam satu kesatuan adegan car chase yaitu adegan kejar-kejaran mobil yang melibatkan tim stuntman internasional dari Hongkong yaitu Bruce Law Unlimited Stunts.   Untuk adegan motor tadinya hanya sekitar 6 hari shooting, namun rupanya karena ada beberapa hal akhirnya jadi sampai 8 hari shooting.  Dari keseluruhan shooting sebagai motorider, hanya 4 hari yang merupakan hari paling berat untuk adegan tersebut, 4 hari sisanya hanya adegan melakukan beberapa manuver menggunakan sepeda motor.  Banyak yang bilang ah adegan seperti itu mah gampang, ya karena mereka hanya melihat saat sudah jadi bukan proses shootingnya.  Saat sudah jadi hanya tampil 1 menit, shootingnya 8 hari masssssss.

Saat mendekati waktu shooting saya merasakan tekanan yang luar biasa dalam diri saya, bukan tekanan dari sutradara maupun produser melainkan tekanan dari dalam yang berkata bahwa saya TIDAK BOLEH GAGAL.  Kenapa ada tekanan besar seperti ini ?  Karena ini adalah salah 1 adegan yang melibatkan banyak faktor diantaranya properti dan lokasi.  Untuk properti saja sudah ketahuan ada mobil dan motor yang digunakan, untuk motor ada 2 unit yang mana saya harus menggunakan dengan sebaik-baiknya karena jika sampai terjadi hal yang fatal seperti gagal yang diakibatkan saya tidak fokus pasti hal itu akan menjadi kesalahan besar saya.  Lokasi juga menjadi momok yang menakutkan, shooting dilakukan di jalanan Kemayoran pada hari kerja, bagi yang tinggal atau hafal dengan situasi kota Jakarta pasti tau donk bagaimana padatnya kondisi jalan Kemayoran setiap hari.  Macet sih tidak tapi kepadatan volume kendaraan akan semakin terasa jika dilakukan sistem buka tutup.  Nah pada saat pengambilan adegan motor, hampir semuanya dilakukan di jalan Kemayoran.  Setiap pengambilan, teman-teman dari departemen lokasi berkoordinasi dengan pihak petugas dari satuan lalu lintas untuk mengatur jalannya lalu lintas.  Jalanan utaman Kemayoran akan ditutup 1 ( jalur cepat ) sedangkan jalur lambat tetap dibuka untuk umum.  Saat penutupan itulah terdengar berbagai makian dari pengguna jalan yang merasa terganggu, hehe ya sudahlah hak mereka kok.

Kembali pada cerita, saya inget saat pertama kali pengambilan adegan itu waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore.  Dengan susunan mobil kamera didepan, dibelakangnya ada mobil Eka dan motorider, kemudian ada 1 mobil properti yang dibawahnya sudah disiapkan kamera jenis GoPro, dan disusul oleh belasan mobil sebagai extras pengguna jalan.  Dan begitu teriakan action terdengar motor pun saya jalankan seiring dengan mobil Eka, begitu kurang lebih 300 meter dari titik start saya sudah bersiap untuk mendekati titik tabrakan dan seketika mobil yang dikendarai oleh Ian, salah satu personil Bruce Law banting setir ke kiri kemudian dibanting lagi ke kanan mendekati motor… Blarrr… timing disini sangat penting karena gerakan saya harus pas dengan mobil datang.  Jika saya terlalu cepat menerima kedatangan mobil bukan tidak mungkin saya akan tergelincir, begitupun juga sebaliknya jika saya terlambat maka kaki kiri saya menjadi santapan empuk body mobil dan ban belakang huuft.  Begitu saya bisa meraih pintu mobil dengan kondisi siap untuk bergelantungan kaki terseret di aspal ternyata posisi motor tidak mau jatuh.  Motor yang digunakan adalah Minerva 250 cc yang lumayan berat, sepertinya kestabilan motor cukup bagus sehingga begitu saya tinggalkan tidak oleng sama sekali.  Disitulah salah satu hal yang berbanding dengan pemikiran orang harus saya gunakan, dalam dunia stuntman ada kalanya kita harus bertindak sebelum berpikir.  Begitu melihat motor tidak mau jatuh saya langsung berpikir keras tentang skenario terburuk dan akhirnya saya putuskan untuk kembali naik ke motor.  Yah, keputusan saya ambil karena saya khawatir nanti saat sudah saya lepas, arah motor tidak sesuai dengan yang diinginkan Gareth yaitu langsung jatuh begitu menabrak.

Akhirnya setelah kembali ke posisi awal hendak melakukan pengambilan gambar kembali, suasana di jalanan sudah panas oleh pengguna jalan yang merangsek dan ijin untuk menutup jalan sudah habis.  Seketika itu juga adegan yang seharusnya saya selesaikan hari itu juga tidak dapat selesai dan dilanjutkan keesokan harinya.  Singkat kata esoknya sekitar jam 10 an, saya dan tim sudah kembali berada di medan pertempuran yaitu jalan Kemayoran.  Sejak semalam saya berdoa bahwa adegan motor ini harus berhasil dan tidak boleh ada kegagalan seperti kemaren.  Saya sudah siap dengan motor dan Ian dengan mobilnya, mulailah adegan dengan susunan mobil kamera, mobil pemain, motor, mobil kamera dan mobil extrass.

Begitu tanda action diteriakkan kami berdua langsung beriringan untuk bersiap melakukan adegan seperti kemaren.  Nah saat itulah adegan yang sama diulangi…

Mobil ke kiri kemudian banting setir kanan mendekati motor dan secepat mungkin saya meraih pintu mobil dan BRAKKKK… terdengar kencang bunyi motor yang jatuh terpelanting dengan pada kcepatan sekitar 50 km / jam.  Badan saya masih terseret dengan posisi tangan kiri pegangan pada handle pintu sambil dipegangi oleh Ian.  Berhubung menggunakan helm, saya bisa mencuri pandang ke arah motor yang jatuh terpental dan dalam hitungan detik BRAKKKK… motor besar yang sudah jatuh tersebut dihantam oleh mobil yang sudah disetting harus menabrak motor ( kebutuhan gambar, bukan kecelakaan ).  Setelah mencapai titik aman, mobil Ian berhenti dan saya langsung melompat kegirangan karena sukses melakukan adegan tersebut.  Kegirangan tanpa mengecek kondisi badan dan kaki apakah terluka hehehe, kebiasaan saya ya begitu kalau adegannya sukses walau luka kadang gembira dulu, percaya deh tertawa bisa menghilangkan rasa sakit.

Alhamdulillah berkat kerjasama yang baik dengan Ian, juga peran tim safety yang ketat membuat saya tidak mengalami luka yang berarti, hanya kondisi sepatu yang sedikit aus dikarenakan gesekan dengan aspal.  Saya langsung mendekati motor yang sudah tergeletak di jalanan dengan kondisi stang patah dan body 70% rusak parah.  Nggak kebayang jika saat jatuh kaki saya nyangkut dengan motor, pasti fatal akibatnya, sekali lagi terima kasih kepada Allah SWT dan juga teman-teman kru yang selalu memberikan support selama proses pengambilan adegan motor tersebut.

Nah, adegan diatas baru sebagian lho karena masih ada pengambilan gambar yang lain… Bagi yang sudah nonton film The Raid 2 Berandal pasti lihat donk betapa motorider tewas dengan mengenaskan.  Tewas karena diberondong tembakan dan berakhir dengan terjatuh, terseret dan terlindas.  Memang seperti saya ceritakan diatas, kemunculan motorider kurang lebih sekitar 1 menit alias 60 detik tapi proses shootingnya memakan waktu 8 hari lho.  Berhubung yang ingin saya ceritakan terlalu panjang maka besok pada artikel selanjutnya saya akan melanjutkan proses shooting yang paling menyakitkan yaitu saat saya dengan posisi tiduran di atas bagasi mobil yang dikemudikan oleh Ian, pada kecepatan awal 40 km / jam saya harus menggelinding jatuh ke aspal.  Lho apa hubungannya ??? kan matinya ditembak trus jatuh terlindas,,, ya itu sudah menjadi kebutuhan gambar kok.  Besok akan saya lanjutkan, soalnya tiba-tiba ngilu juga saat ingat kepala membentur aspal sebanyak 8x ( 3x pengambilan adegan jatuh ).

Babak Belur Menjadi Stuntman Motorider The Raid 2 Berandal

Sesaat setelah jatuh dari atas bagasi mobil

Atas kesuksesan dalam melakukan adegan motor tersebut saya mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman semua di tim safety, Yandi Sutisna, Very Tri Yulisman, Dede yang setia dalam menyiapkan segala keperluan untuk keamanan selama adegan.  Juga dari tim astrada ada mas Plentonk, Dondy, Gita dan Itol serta tidak lupa support dari bintangnya langsung yaitu Iko Uwais dan Yayan Ruhian ( kang Yayan nih yang sering panas-panasan nemenin di jalanan wkwkwkw ), mas Ario Sagantoro yang setia di lokasi dan juga kepada semua kru yang terlibat selama proses shooting.  Saya bangga bisa melakukan adegan ini tapi saya lebih bangga karena bekerjasama dengan tim yang hebat.  Ingat, semua bisa sukses karena kerjasama tim lho, bukan peran individu semata.

Kelengkapan adegan stuntman

Beberapa perlengkapan untuk keamanan selama adegan stuntman

Baiklah, setuju kan kalau lanjutannya 4 hari lagi, maklum kan kisah seperti ini harus sering saya revisi, kurang bisa ditambahi tapi kalau kelebihan kan jadi nggak enak sama Tuhan hehe.   Untuk foto nanti saya akan minta ijin lagi pada yang bersangkutan apakah boleh ditampilkan disini, semoga saja mendapat ijin agar teman-teman pembaca juga bisa merasakan ketegangan suasana shooting kemaren.  Sekian cerita, kisah dan pengalaman saya saat babak belur menjadi stuntman motorider di film The Raid 2 Berandal.

Salam stunt.

Video Proses Shooting Film The Raid 2 Berandal
Yayan Ruhian Turut Membintangi Yakuza Apocalypse
Please sharing if you like :
23 Comments
  1. May 15, 2014
    • May 15, 2014
      • July 21, 2014
        • July 21, 2014
  2. May 15, 2014
    • May 15, 2014
  3. May 15, 2014
    • May 15, 2014
  4. May 15, 2014
    • May 15, 2014
  5. May 15, 2014
    • May 15, 2014
  6. May 15, 2014
    • May 16, 2014
  7. May 15, 2014
    • May 16, 2014
  8. July 21, 2014
    • July 21, 2014
  9. July 21, 2014
  10. July 21, 2014
  11. August 25, 2014
    • August 26, 2014
  12. June 2, 2017

Leave a Reply to medyudhapradja Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *