Dieng Culture Festival 2015 : Alunan Jazz Atas Awan – Setelah sebelumnya saya bercerita tentang persiapan dan perjalanan Road Trip to Dieng Culture Festival 2015, kini saya lanjutkan dengan kegiatan pertama yang kami lakukan saat tiba di lokasi Dieng Culture Festival 2015. Jazz Atas Awan adalah salah satu acara unggulan pada setiap festival yang diselenggarakan tahunan ini. Acaranya juga populer dengan nama Jazz Kemulan Sarung yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah Jazz berselimutkan sarung. Mengapa mengambil nama sarung ? Saya kurang begitu paham dengan sejarahnya namun jika melihat saat pelaksanaan, memang banyak pengunjung yang menonton alunan Jazz Atas Awan ini dengan berselimutkan sarung. Mungkin sarung dapat menghangatkan udara malam di kawasan Dieng, kemaren saja suhu udara tercatat 0,07 derajat celcius lho…
Walaupun tidak begitu hafal dengan musik Jazz dan para pengisi acaranya, mendengarkan musik di atas awan tentunya pengalaman yang menakjubkan hehe. Saya aja bawa sarung sendiri lho buat persiapan, ya sekalian foto-foto donk hahaha.
Oke dilanjut deh cerita dari catatan sebelumnya, setelah berjalan ke lokasi panggung Jazz Atas Awan, hingar bingar sudah mulai terdengar. Rupanya kedatangan kami bertepatan dengan penampilan mbah Sujiwo Tejo yang juga tampil sebagai salah satu pengisi acara. Sambil berkumpul di samping panggung kami berpencar, ada yang jaga perlengkapan, ada yang mencari lokasi camping, ada yang makan ada juga yang nonton pagelaran…
Berikut ini momen-momen foto kami saat menonton Jazz Atas Awan di acara Dieng Culture Festival 2015.
Akhirnya, acara Jazz Atas Awan pun mencapai puncaknya dan selesai pada pukul 00.00 waktu Dieng… Kami yang tadinya berpencar akhirnya kembali bergabung menjadi satu dan menuju lokasi camping yang sebelumnya sudah disurvey oleh beberapa dari kami. Dalam gelap dan dibantu dengan penerangan senter kami membangun beberapa tenda, tepatnya 5 buah tenda. Malam itu dingin sepertinya betul-betul laksana pedang tajam, menusuk tanpa belas kasihan hingga ke tulang-tulang. Sleeping bag sepertinya tidak cukup melindungi kami yang pergi dengan perbekalan minim. Ah sudahlah, besok pagi kami akan menambah perbekalan agar malam bisa dinikmati…
Bersambung ke bagian selanjutnya yah… :)