Nostalgia di kota Semarang

Nostalgia di kota Semarang – Hari ini, tepatnya Minggu 11 Agustus 2013 saya yang seharusnya sudah ada di Jakarta ternyata tidak jadi berangkat dikarenakan jadwal baru masuk tanggal 17 Agustus, maka dari itu untuk mengisi waktu senggang maka saya mengambil keputusan untuk jalan-jalan ke kota Semarang.  Rencana awal berangkat jam 6 pagi jadi gagal karena baru bangun jam 8 pagi hahaha, kebiasaan sejak puasa bangunnya siang terus, akhirnya tepat pukul 9 pagi saya berangkat deh bareng selfi ke kota Semarang.  Perjalanan santai soalnya lalu lintas tidak terlalu padat dan ramai, justru arus sebaliknya menuju Jakarta yang padat dan penuh, tapi sejauh saya memandang selama perjalanan Pemalang – Semarang tidak tampak kemacetan berarti, hanya ada beberapa antrian dikarenakan ada persimpangan yang menggunakan traffic light.  Saya mampir sejenak di kota Pekalongan untuk ke bengkel modifikasi yang kemarin mengurus motor kesayangan saya ini, eh ternyata mekaniknya besok baru pada masuk kerja, akhirnya perjalanan dilanjutkan deh.

Nostalgia di kota Semarang

 

Lawang Sewu kota Semarang

Lawang Sewu kota Semarang

Selepas dari bengkel, perjalanan kembali saya lakukan dengan melintasi kota Pekalongan, kota yang dulu 11 tahun saya tinggali ( sejak kecil saya tinggal disini hingga umur 11 tahun hehehe ), tidak banyak yang berubah dari kota ini baik tatanan kotanya maupun lalu lintasnya, hanya ada beberapa bangunan baru seperti hotel dan mall, selebihnya bangunan-bangunan lama.  Dari berangkat saya sengaja tidak sarapan di rumah soalnya rencananya mau makan di warung langganan di daerah Batang, warungnya sederhana tapi lauknya mantab loh, banyak sekali para staff kabupaten Batang yang makan siang di warung itu ( ingatan lama saat kerja di Semarang hehehe ).  Tapi setelah ditelusuri, rupanya itu warung sudah tidak ada lagi atau mungkin saya kurang jeli dalam mencarinya.  Maklum, hampir semua toko dan jalanan kota Batang serupa tapi tak sama, jadi susah-susah gampang kalau harus mengingatnya, apalagi sudah lebih dari 8 tahun tidak mampir.  Akhirnya saya putuskan untuk terus ke Semarang dan akan makan di rumah makan yang dulu juga pernah saya sambangi, tepatnya di kota Kendal ( deket gerbang selamat datang ).  Dengan semangat 45 saya geber Selfi dengan kecepatan standar maksimal 75 km / jam hehehe maklum motor baru masih sayang untuk dibawa menikmati puncak alias top speed hahahha.  Singkat kata, sampailah saya di rumah makan yang saya maksud tadi, eh lagi-lagi kecewa yang ada soalnya itu rumah makan sepertinya tutup huahahaha, nangis darah nggak bisa, kesel ga bisa, nahan lapar bisa wkwkwkwkw.  Akhirnya mantab deh dengan sisa-sisa cinta eh sisa-sisa tenaga perjalanan terus dilanjutkan ke kota Semarang dengan kondisi perut keroncongan ga karuan hahahaha.

Nostalgia di kota Semarang

Alhamdulillah, tidak lama dari Kendal sampailah kami di perbatasan kota Semarang yaitu Mangkang, situasi saat itu ramai karena terminal berseberangan dengan taman margasatwa Semarang.  Bisa dibayangkan ramainya pas musim libur lebaran seperti ini, tapi bersyukur tidak terlalu parah tanpa macet yang berarti karena hanya ramai orang nyebrang saja hehehe.  15 menit kemudian sampailah kami di bundaran Kalibanteng ( deket Sunan Kuning loh wkwkwkw ), rupanya bundaran Kalibanteng sudah dan sedang bersolek, sudah ada jembatan layang ( fly over ) dari dan ke dalam kota, hanya saja jika dari arah Jakarta, kita tidak bisa ke kota Semarang melalui fly over, tetap harus melewati jalan bawah.  Berbeda jika tujuan kita hendaklangsung ke Jepara / Kudus / Solo / Jogja, bisa langsung naik fly over yang nembus ke jalan arteri dan tersambung ke jalan tol dalam kota.

Nostalgia di kota Semarang

Sesampainya di kota, saya tidak berhenti di hotel yang sebelumnya sudah saya pesan, melainkan terus menyusuri kota Semarang, sudit demi sudut, jengkal demi jengkal untuk mengobati rasa kangen pada kota yang dulu pernah saya tempati selama beberapa tahun ini. Simpang Lima adalah tujuan utama saya, karena apa ? Karena disini banyak terdapat hotel tempat saya bekerja, tercatat ada 3 hotel yaitu hotel Ciputra, hotel Horison dan hotel Pandanaran hehehe.  Puas muterin simpang lima, kami langsung naik keatas melalui jalan Diponegoro ke arah Gombel / Banyumanik, tujuan saya adalah untuk mengunjungi kantor terakhir saya bekerja di kota Semarang ini.  Sebab ada suatu urusan yakni ijazah saya belum sempat diambil sewaktu saya pindah ke Jakarta.  Alhasil, 8 tahun tidak nongol membuat saa nyaris lupa dimana letak kantornya ( CV. Kresna Baru Mandiri ), sepertinya perusahaan sudah tutup dan kantor sudah dijual dan dibangun rumah / properti lain sehingga saya tidak mengenalinya.  Sepertinya saya harus pasrah menerima kenyataan kalau ijazah SMU asli saya tidak akan pernah kembali, ya sudah lah mau bagaimana lagi, yang penting masih ada surat-surat pendukung yang lainnya, buat ngurus paspor , visa dan lain sebagainya.

Nostalgia di kota Semarang

Sepulang dari daerah Gombel, saya masih muter-muter di sekitar kota dan akhirnya memantabkan diri untuk sarapan pagi dirangkap dengan santap siang di Soto Bangkong asli hehehe yang terletak masih di samping kantor pos Bangkong.  Alhamdulillah terca[ai juga kan kuliner di Semarang, tinggal malam ini nostalgia menyantap tahu gimbal di sekitar simpang lima hehehehe.  Saat ini saya masih santai menulis di sebuah kafe di mall Ciputra, tempatnya asyik jadi lumayan betah walau sudah 5 jam disini habis minuman 2 gelas makanan 1 porsi hahahaha, itung-itung nungguin sahabat lama waktu kerja di hotel dulu hehehe.  Sudah dulu ya sobat cerita hari ini, besok rencana mau pindah kota entah kemana akan saya update lagi, sekarang lagi honeymoon dulu bareng Selfi di kota Semarang.

Note : penggunaan kata “kami” di catatan ini diperuntukkan bagi saya dan Selfi, motor kesayangan saya hihihih.

Video Joged Nabilah JKT48 Terbaru
Contoh Foto Keluarga Unik
Please sharing if you like :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *